Suararepublik.id
Kepualauan Seribu- Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Panggang Wisata Bahari kembali menggelar pelatihan sertifikasi selam level A2 (Advanced) bagi masyarakat Kepulauan Seribu. Kegiatan ini difasilitasi oleh PT Pertamina Nusantara Regas sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial lingkungan (CSR).
Ketua pelaksana kegiatan, Ahmad Haerudin, mengatakan pelatihan kali ini diikuti 15 perwakilan masyarakat dari hampir seluruh kelurahan di Kepulauan Seribu, mulai dari Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Tidung, Pulau Pramuka, hingga Pulau Kelapa.
“Sejak 2017 hingga 2024, sudah ada 123 sertifikasi selam yang diberikan kepada masyarakat. Alhamdulillah, manfaatnya terasa karena hampir 80 persen peserta kini bekerja baik sebagai tenaga kerja pariwisata maupun penyelam profesional,” ujar Haerudin, Rabu (20/8/2025).
Ahmad menjelaskan, pelatihan sertifikasi selam ini tidak hanya memperkuat ekosistem pariwisata bahari, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi warga Kepulauan Seribu.
"Selain menjadi instruktur atau pemandu wisata selam, sejumlah alumni bahkan kini berkarier di bidang pemadam kebakaran dan tim penyelamatan air," jelasnya.
Tenaga Ahli CSR Pertamina Nusantara Regas, Affan Hidayat, menegaskan bahwa program sertifikasi selam ini selaras dengan komitmen perusahaan dalam meningkatkan kapasitas masyarakat.
“Pulau Seribu adalah etalase wisata DKI Jakarta. Jangan sampai warga asli hanya jadi penonton, tapi harus ikut berperan dan merasakan manfaatnya. Karena itu keterampilan selam menjadi penting, selain bidang lain seperti kuliner dan jasa wisata,” kata Affan.
Menurutnya, melalui pelatihan ini warga tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga jejaring kerja (networking) yang bisa membuka peluang baru. Pertamina berharap lulusan pelatihan dapat menularkan ilmunya kepada generasi berikutnya.
Sementara itu, Wakil Camat Kepulauan Seribu Utara, Yulihardi, mengapresiasi konsistensi Pertamina Nusantara Regas dalam mendukung pelatihan sertifikasi selam.
“Di wilayah kita banyak spot wisata air, mulai dari snorkeling hingga diving. Karena itu sertifikasi sangat penting. Walaupun masyarakat tiap hari berhadapan dengan laut, tetap diperlukan teknik, aturan keselamatan, dan bahasa isyarat di bawah air yang harus dipahami,” jelas Yulihardi.
Ia menambahkan, sertifikasi selam berjenjang mulai dari open water, advanced, hingga level rescue akan membuat masyarakat lebih kompeten dan berdaya saing.
"Diharapkan pelatihan ini akan terus berlanjut dan ada pelatihan-pelatihan lainnya untuk menunjang pariwisata di Kepulauan Seribu," ungkapnya.
Cerita lain datang dari warga yang dulunya tak punya pekerjaan tetap, Dedi Junaedi (40) warga Pulau Panggang, kini ia bisa mendapatkan penghasilan Rp500.000–Rp800.000 per hari dengan menjadi pemandu selam. Ada pula yang beralih menjadi instruktur bagi generasi muda.
“Yang paling penting, sertifikasi ini membuka pintu rezeki sekaligus menjaga laut. Karena kalau sudah bisa menyelam, rasa memiliki terhadap laut semakin kuat,” ujar.
Bagi masyarakat Kepulauan Seribu, pelatihan selam adalah investasi jangka panjang. Selain menambah keterampilan, juga memperkuat identitas mereka sebagai tuan rumah wisata bahari.
“Dengan lisensi yang sah, kemampuan mereka diakui di manapun, bahkan bisa membuka peluang kerja lebih luas. Saya sendiri sudah merasakan manfaatnya, pernah dipercaya masuk tim rescue air karena punya lisensi selam,” pungkasnya.