Suararepublik.id
Jakarta, - Salah satu dari Lima Puluhan korban Tragedi SMAN 72 Jakarta Utara hari Jumat 7/11/2025 membuat luka seumur hidup Aldisalah satu siswa dan juga korban ledakan yang terjadi di area sekolah setelah sholat jumat kemarin.
Aldi merupakan salah satu korban yang harus menjalani operasi selama 4 jam di rumah sakit YARSI Jakarta Pusat dan harus diangkat salah satu organ tubuhnya yakni Limfa karena terkena serpihan ledakan yang terisi bahan paku dan harus merusak ususnya.
Hingga kini Aldi masih dalam perawatan khusus di rumah sakit YARSI karena Aldi belum sadarkan diri
Mendengar informasi terkait Aldi, wali kota Jakarta Utara Hendra Hidayat langsung mengecek kebenaran korban tersebut dengan mengirimkan beberapa urusan pemerintah kota Jakarta Utara ke Rumah Sakit YARSI
Ketraumaan saat ini akan di alami oleh para siswa lainnya apalagi bagi para siswa yang saat kejadian berada di lokasi kejadian perkara (TKP) itu tidak akan terlupakan seumur hidup bagi para siswa SMAN 72 Jakarta Utara.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana menyampaikan bahwa sekolah selalu berupaya memberikan ruang dan menumbuhkan rasa aman serta nyaman kepada peserta didik untuk dapat melaporkan hal-hal yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban. Ini adalah upaya kami menjadikan kesehatan mental peserta didik sebagai prioritas dan fokus utama untuk meningkatkan kualitas hidup peserta didik.
"Kami berupaya mengharmonisasi semua elemen, mulai dari sekolah, rumah, dan masyarakat yang menjadi satu kesatuan dalam memberikan pendidikan berfokus pada anak-anak," terang Nahdiana di Jakarta, pada Sabtu (8/11).
Disdik telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 38/SE/2025 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Keamanan di Satuan Pendidikan Provinsi DKI Jakarta yang berfokus untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang aman, tertib, nyaman, kondusif dan efektif.
"Pertama, kami akan melakukan deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan dan ketertiban. Kemudian memberikan edukasi kepada seluruh warga sekolah untuk menumbuhkan sikap saling menghormati dan bekerja sama antarwarga sekolah tanpa membedakan latar belakang, suku, agama, ras maupun status sosial. Serta tidak mudah percaya dan terprovokasi pada hal yang dapat membahayakan keamanan," terangnya.
"Kami juga mengimbau kepada guru/wali kelas dan orang tua agar memberikan pendampingan kepada peserta didik dengan aman, nyaman, sehat secara fisik maupun mental agar tetap fokus dalam mengikuti kegiatan belajar, serta meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara orang tua/wali murid, masyarakat dan pihak terkait dalam menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan belajar," pungkasnya


