Cuaca Ekstrem di Padang akibatkan Banjir Bandang dan Longsor

SuaraRepublik
11/28/2025, 00.39 WIB Last Updated 2025-11-27T17:40:08Z


Suararepublik.id

Padang - Hujan deras yang mengguyur Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), sejak Rabu malam hingga Kamis dini hari kamis (27/11/2025) memicu banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah.


Bencana hidrometeorologi ini menelan sedikitnya 12 korban jiwa dan menyebabkan sekitar 12.000 warga terdampak.


Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa salah satu titik terparah berada di Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tengah.


Banjir bandang dengan debit air sangat besar membawa material batang pohon, bebatuan, hingga lumpur, yang kemudian menghantam puluhan rumah warga di bantaran Sungai Minturun.


“Arus banjir dengan volume besar menerjang rumah-rumah warga. Material kayu dan lumpur memperparah kerusakan. Terdapat empat warga meninggal dunia di Lubuk Minturun akibat peristiwa tersebut,” ujar Abdul Muhari dalam keterangan tertulis.


Bencana yang terjadi pada waktu dini hari membuat banyak warga tidak sempat menyelamatkan diri.


Sejumlah keluarga ditemukan terjebak di dalam rumah, sementara beberapa lainnya berhasil dievakuasi setelah tim penyelamat tiba.


Jalur evakuasi di beberapa titik sempat tersendat akibat tumpukan material longsor yang menutup badan jalan.


Sementara itu, Pusat Pengendalian Operasi BPBD Sumbar melaporkan bahwa cuaca ekstrem memicu bencana di 17 kelurahan yang tersebar di 7 kecamatan di Kota Padang.


Selain banjir bandang dan longsor, dilaporkan pula sedikitnya 14 titik pohon tumbang yang menimpa jalan, kendaraan, serta instalasi jaringan listrik.


Selain merusak permukiman, banjir bandang juga menyebabkan jembatan penghubung di Koto Luar, Kecamatan Pauh, putus total usai dihantam material air bah dan longsoran.


Kerusakan jembatan ini membuat akses warga terputus dan menghambat mobilitas tim penanggulangan bencana menuju lokasi yang terdampak.


Sejak pagi, BPBD Kota Padang mengerahkan tim untuk melakukan evakuasi, penyelamatan, dan pendataan warga terdampak.


Wakil Gubernur Sumbar, Vasko Ruseimy, menyatakan bahwa pemerintah provinsi telah menetapkan status tanggap darurat untuk mempercepat penanganan dan mobilisasi bantuan.


Ia juga memaparkan sejumlah hambatan yang dihadapi tim di lapangan, seperti akses jalan yang amblas, longsor di beberapa tebing perbukitan, hingga terputusnya jaringan komunikasi di daerah-daerah terdampak.


“Titik longsor, pohon tumbang, dan jalan amblas ditemukan di beberapa kabupaten dan kota. Proses pembersihan dan perbaikan darurat masih terus dilakukan,” ujar Vasko.


Hingga Kamis sore, proses pendataan jumlah korban dan kerusakan infrastruktur masih berlangsung.


Pemerintah daerah bersama BPBD, Basarnas, TNI, dan Polri terus melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada warga yang masih terperangkap atau hilang.


Pemerintah Provinsi Sumbar mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana susulan, mengingat prakiraan cuaca dari BMKG menunjukkan intensitas hujan diperkirakan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan.

Komentar

Tampilkan